Skip to main content

Berkeliling Bali Dari Ubud, Pantai Sanur Dan Pantai Padang-Padang

 



Alhamdulillah keinginan mengajak liburan keluarga ke Bali terlaksana di bulan Desember 2012. Dengan tiket pesawat promo Surabaya – Denpasar tidak diperlukan rupiah dalam bilangan juta untuk 4 orang. Tiket terjangkau dapat menyenangkan keluarga pula. Bonus dobel deh.

Hari pertama tujuan kami adalah ke Ubud. Kami belum pernah kesana dan apa saja yang ada disana semua hanya kami baca melalui blog para traveller. Menurut beberapa blog yang saya baca letaknya memang cukup jauh dari penginapan kami di daerah Kuta. Tapi karena belum pernah kesana jadi kami tidak punya gambaran seberapa jauh yang bisa dirasakan. Dan ketika dijalani ternyata memang benar – benar jauh. Sekitar 3 jam perjalanan dengan sepeda motor yang kami sewa dari Kuta. Pantas saja pemilik penginapan kami terkejut sambil berteriak “Ha! Mau ke Ubud?”  ketika kami mengatakan hendak kesana. Tapi perjalanan jauh tersebut tidak saya sesali. Suasana Bali yang berbeda dari Surabaya seolah jadi hiburan tersendiri di tengan terik matahari yang menyinari sepanjang perjalanan ke Ubud.

Menuju Ubud kami melewati Pasar Seni Sukawati, terus menyusuri jalan hingga jauh sampai Monkey Forest, tempat pusat souvenir khas Ubud. Kemudian museum lukisan Antonio Blanco yang cuma kami pandangi depannya saja karena tiket masuknya lumayan mahal juga. Dan akhirnya kami melihat keindahan sawah berundak undak atau terasiring di desa Tegallalang. Bahkan kami sempat turun dan membeli kelapa muda yang dijual oleh seorang bapak tua di sebuah gubuk persawahan. Kami beristirahat di gubuk tersebut sebelum melanjutkan perjalanan kami.

Dari Ubud sebetulnya kami tidak tahu akan menuju kemana. Tapi yang jelas kami tidak meneruskan ke Bali sebelah utara namun kembali kearah kami datang yaitu dari Kuta yang berada di Bali sebelah selatan. Petunjuk jelas sepanjang perjalanan seperti tulisan pantai Ketewel, pantai Sanur cukup membantu kami menentukan arah perjalanan. Akhirnya kami “mampir” ke pantai Sanur.

Pantai Sanur cukup ramai ketika kami datang. Semakin sore menjelang semakin ramai oleh keluarga yang bermain di pantai. Banyak alat permainan anak kecil yang ditawarkan seperti ban mainan warna warni dan bebek - bebekan. Banyak penjual gorengan juga disana. Jadi kami menyewa tikar sambil menikmati gorengan yang renyah dan enak.

Setelah puas menikmati suasana dan pemandangan pantai Sanur  kami kembali ke penginapan di daerah Kuta. Rencananya besok kami akan ke Pura Uluwatu. Memang meskipun kami pergi ala backpacker kami tidak terlalu mengeksplor tempat – tempat baru selain yang sudah banyak diketahui. Karena pertimbangannya kami mengajak orang tua yang tentu kasihan kalau diajak di jalan terlalu lama. Tapi perjalanan berkeliling Bali menggunakan sepeda motor adalah pengalaman baru karena yang sudah - sudah adalah mengikuti tur sekolah, tur kantor atau menggunakan mobil dengan teman sebagai guide yang tentunya kurang “menantang.”

Dan kami tak menyangka bahwa di hari kedua inilah perjalanan kami benar – benar menjadi menarik karena kami menemukan spot yang sudah banyak dibicarakan, tapi kami belum, atau bahkan tidak merencanakan akan kesana karena memang kami tidak mengetahui letaknya. Spot menarik bagi kami itu adalah Pantai Padang Padang yang menjadi tempat syuting Julia Roberts di film Eat, Pray, Love.

Jadi awalnya kami berangkat menuju Pura Uluwatu. Seperti kemarin juga, karena tidak punya peta kami mengandalkan petunjuk jalan berupa papan papan berwarna hijau di jalan raya yang kami lalui. Ditambah dengan bertanya kepada orang di jalan, ketika kami ragu apakah jalan yang dilalui masih benar atau sudah salah. 

Kami tidak menyangka jalan menuju ke Pura Uluwatu demikian menantangnya. Naik, turun, naik, turun, kemudian belokan tajam yang bersambung dengan jalanan yang menanjak atau menurun dengan tajam. Kami sudah terbiasa dibawa sopir yang membuat kami tertidur di perjalanan dan tahu – tahu sudah sampai tujuan, sehingga kondisi jalan seperti ini tidak kami perhitungkan sebelumnya. Mungkin bila tahu jalannya seperti ini, kami memilih untuk berjalan di jalan yang “aman” seperti di Ubud kemarin. Tapi kami sudah terlanjur dan apapun jalan yang ada di depan harus dilewati dengan hati – hati.

Perjalanan kemudian sampai di Pos Penjaga di pintu masuk Pura Uluwatu. Di depan kami sudah ada dua pengendara sepeda motor yang bertanya pada penjaga tentang selain pura disana apa ada pantai. Penjaga menjawab bahwa pantai ada di belokan sebelum mereka sampai di pos Uluwatu. Dan dengan jelas kami mendengar bahwa nama pantai yang disebut itu adalah Pantai Padang Padang. Lalu kami melihat mereka tidak jadi masuk ke Pura melainkan berbalik mungkin menuju pantai. Kami pun masuk ke kompleks Pura Uluwatu yang teduh dengan pohon – pohon besar dan pemandangan indah laut luas di bawah disertai ombak yang menghantam tebing batu yang  tinggi  dimana Pura Uluwatu terletak.

Karena kesal dan takut dengan ulah monyet monyet yang merusak kacamata ayah, menarik – narik sandal dan menggaruk – garuk jilbab  akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi kunjungan kami ke Pura Uluwatu. Bingung hendak kemana karena hari masih panjang, akhirnya terlintas untuk mengunjungi Pantai Padang Padang yang kami perkirakan letaknya tidak terlalu jauh dari Pura Uluwatu. Kami pun bertanya pada penjaga pos di depan sebelum masuk kompleks pura.

Dan benar ternyata kami harus melewati belokan sebelum menuju Pura Uluwatu yang tentunya sudah kami lihat di perjalanan tadi. Mengikuti jalan yang kembali turun naik dan berbelok tajam untuk kemudian turun naik kembali, kami menemukan papan petunjuk pantai Padang Padang. Kecil sekali seperti tulisan menggunakan spidol dengan tonggak kayu yang bengkok membuat kami ragu apakah ini jalan yang benar. Sampai akhirnya kerumunan orang orang yang terdiri dari penjual minuman, tukang parkir, pemilik mobil dan motor tampak di depan kami. Dan ketika bertanya pada seorang bapak, kami lega karena ternyata sudah sampai di Pantai Padang Padang.


Dari atas tempat kami berdiri Pantai Padang Padang sudah terlihat indah. Untuk menuju pantai kami harus menuruni tangga yang ada di dalam semacam gua sempit yang hanya bisa dilewati oleh satu orang. Apabila berpapasan dengan orang lain kami harus memiringkan badan. Bahkan ketika tangga lebih banyak dilalui orang, banyak pula yang memilih mundur. Tidak jadi naik atau turun tapi memilih menunggu sampai tangga benar benar sepi orang. Menarik sekali.

Ketika sudah sampai di anak tangga terakhir di bawah, keindahan pantai luar biasa pun menyapa. Pasir putih bersih, air laut jernih warna putih hijau biru sungguh indah di mata, menentramkan jiwa. Pantai yang tidak terlalu besar tapi keindahannya sungguh memukau. Di kiri kanan ada tebing dan karang yang seolah menyembunyikan keindahan pantai. Namun di depan mata laut luas menghampar membuat mata tidak bosan melihat. Benar – benar betah di pantai ini. Di tambah lagi pengunjungnya masih relatif sedikit pada waktu itu.

Puas bermain – main di pantai Padang – Padang kami memutuskan untuk kembali ke penginapan di daerah Kuta. Jalan yang dilalui tidak berubah. Tetap menantang.

Sore harinya kami habiskan di pantai Kuta yang besar. Menikmati suasana matahari tenggelam yang indah. Ini adalah hari terakhir kami menikmati Pulau Bali. Besok kami harus kembali ke Surabaya. Meninggalkan panorama Bali yang selalu indah. Meskipun banyak orang Indonesia mengatakan bosan datang ke Bali tapi mungkin kami akan kembali lagi kesana karena sebetulnya banyak daerah di Bali yang belum kami kunjungi. Dan ketika kembali kesana apakah Pantai Padang Padang akan berubah keindahannya? Semoga tidak ada yang berubah.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Memilih Nomor Kursi Posisi Berhadapan Di Kereta Api Indonesia (KAI)

  Saya sangat suka naik kereta api. Baik sendiri atau bersama keluarga. Nyaman, dingin, tidak terganggu pedagang asongan, dan tepat waktu, menjadi alasannya. Apalagi Kereta Api Indonesia (KAI) sejak tahun entah berapa mempunyai sistem pengaturan tempat duduk yang sangat baik. Berbeda dengan dulu yang saya ingat tidak ada pengaturan nomor tempat duduk, jadi penumpang harus rebutan agar bisa duduk dengan nyaman. Meskipun senang naik kereta api,   saya tidak pernah mencoba untuk naik kelas lain selain kelas ekonomi. Alasannya tentu harga. Saya mungkin bisa bayar kelas kereta diatas kelas ekonomi, tapi saya pikir buat apa. Menurut beberapa orang alasan kenyamanan dan kualitas tempat duduk kelas eksekutif dan bisnis lebih baik daripada tempat duduk kelas ekonomi. Tentu saja, harganya saja beda. Mungkin suatu saat saya akan coba kelas eksekutif atau bisnis. Semoga saja hehe.. Tempat duduk kereta api kelas ekonomi biasanya mempunyai aturan penomoran kursi A,   B,   C,   D,   E dimana ABC

Cara Mendapat Tiket Murah MotoGP Mandalika Terbukti Asli

Jadi ketika berangkat ke Lombok untuk nonton MotoGP Mandalika 2022 saya berpikir akan beli tiket on the spot saja. Dalam pikiran saya mungkin saya bisa dapat harga lebih murah daripada beli di website resmi. Yah, siapa tahu akan ada calo putus asa yang obral harga tiket gitu. Pada kenyataannya sangat susah untuk mendapatkan tiket murah. Ada banyak calo sih. Tapi harganya sama dengan website atau lebih mahal. Ditambah lagi kebanyakan yang saya temui menawarkan satu paket untuk nonton MotoGP pada hari Sabtu dan Minggu. Itu tidak mungkin saya beli. Ketika saya coba  searching lagi di website penjualan tiket resmi MotoGP seperti tiket.com, bookmyshow, semua habis. Tapi para calo itu punya lho. Jadi saya berpikir pasti ada jalan lain untuk dapat tiket murah. Tiba-tiba saya teringat pernah ada direct messages di Instagram dari seseorang yang tidak saya kenal, menawarkan tiket MotoGP. Waktu itu saya langsung menolak tanpa tanya harga karena sebelumnya saya sudah berpikir akan bel

Menikmati Perjalanan Damri dari Bandara Lombok ke Gili Trawangan

Lombok, sebuah pulau yang memikat hati dengan keindahan alamnya, adalah tempat yang cocok untuk liburan. Dan salah satu destinasi paling populer di Lombok adalah Gili Trawangan, pulau cantik yang dikenal dengan pasir putihnya dan air laut yang jernih. Jika anda telah mendarat di Bandara Internasional Lombok dan bingung tentang bagaimana mencapai Gili Trawangan, jangan khawatir. Ada pilihan transportasi yang nyaman dan terjangkau untuk perjalanan Anda : Damri. Damri adalah perusahaan transportasi milik pemerintah yang terkenal di Indonesia. Mereka menyediakan layanan kendaraan antar-jemput dari Bandara Internasional Lombok ke pelabuhan Bangsal, yang merupakan pintu gerbang menuju Gili Trawangan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa memilih Damri untuk perjalanan anda adalah pilihan yang tepat: Harga terjangkau : salah satu keuntungan besar menggunakan Damri adalah biayanya yang terjangkau. Dibandingkan dengan opsi transportasi lainnya, Damri adalah opsi yang ekonomis, sehingga A