Lebaran
2012, di waktu itulah aku berdua adik menghabiskan masa libur di Pulau
Karimunjawa. Berangkat di hari kedua lebaran dengan naik bus Indonesia dari
terminal Bungurasih. Bus Indonesia adalah satu – satunya bus yang melayani
Surabaya – Jepara. Bus berangkat pukul 20.00 dan sampai di terminal Jepara
pukul 02.00. Masih gelap. Sepi sekali di terminal Jepara. Tapi kami tak merasa
takut sedikitpun meskipun cewek berdua saja.
Pak sopir bus berinisiatif membangunkan tukang becak motor yang juga pemilik warung di terminal. Lalu kami diantar ke homestay Kota Baru, penginapan yang sudah
kami booking. Penjaga homestay terpaksa bangun dari tidurnya karena
membukakan pintu untuk kami hehehe… Akhirnya kami beristirahat dulu sebelum
besok melihat – lihat suasana kota Jepara terlebih dahulu sebelum berangkat ke
Karimunjawa lusa.
Homestay
kami ternyata ada di dalam Kawasan Wisata Pantai Kartini. Kami baru menyadari
ketika bangun tidur sudah terdengar ramai sekali. Melihat ke bawah (kami tidur
di kamar lantai atas) ada kereta – keretaan membawa anak – anak berkeliling.
Semakin siang semakin ramai oleh keluarga yang juga menghabiskan libur lebaran
di tempat ini. Di dalam kawasan wisata terdapat bangunan kura – kura raksasa
dimana di dalamnya terdapat akuarium.
Hari
itu pun kami berkeliling kota Jepara dengan
sepeda motor yang kami sewa dari pemilik homestay. Kami mengunjungi
museum Kartini yang berisi peninggalan – peninggalan Ibu Kartini, kemudian juga
mengunjungi alun – alun kota. Suasana kota Jepara khas kota nelayan yang banyak
kapal – kapal nelayan di semacam kanal sungai, juga toko – toko penjual suvenir
dengan bahan kulit kerang. Dan kota ini ternyata juga khas dengan ukir – ukiran
dan kaligrafi, bukan saja ukiran pada kayu pada mebel seperti meja, kursi yang
banyak dijual di toko disana melainkan juga beberapa bangunan – bangunan. Kami
sempat melihat bangunan berwarna pink dengan arsitektur di bagian depan yang
unik. Sayang kami tidak tahu apakah itu bangunan masjid ataukah semacam sekolah
untuk membuat kaligrafi.
Keesokan
harinya kami sudah bersiap – siap menuju meeting poin yang sudah ditentukan
pihak tur di pelabuhan Kartini yang terletak di samping kawasan wisata. Di
sebuah warung namanya warung Bu Diah kami makan pagi dan menunggu pihak tur
membawakan tiket. Harusnya kapal Muria ke pulau Karimunjawa berangkat pukul
delapan pagi tapi ditunggu sampai pukul sembilan tidak ada tanda – tanda pihak
tur datang membawa tiket kami. Sampai akhirnya kami menerima sms dari mereka
bahwa loket masih tutup. Dan tak lama kami pun mendengar pengumuman lewat
pengeras suara bahwa kapal ke Karimunjawa hari itu tidak berangkat karena cuaca
buruk dan ombak tinggi di laut Jawa.
Perasaan
kami dilanda kecewa. Sudah jauh - jauh dari Surabaya tapi ternyata kapal tidak
berangkat. Tapi pihak tur menenangkan kami dan meminta kami menunggu barangkali
jika cuaca sudah membaik, loket akan dibuka pada siang hari. Banyak juga penumpang
yang akhirnya pergi meninggalkan pelabuhan. Dan ternyata benar pukul satu siang
loket dibuka, akhirnya kami dapat tiket untuk naik kapal Muria ke Karimunjawa.
Perjalanan
ke pulau Karimunjawa dengan kapal Muria memakan waktu enam jam. Dan memang
perjalanan kapal kesana melalui banyak gelombang. Sempat hujan juga. Lega
rasanya ketika sudah sampai di pulau. Karena ketika sampai hari sudah malam
tidak ada acara wisata, hanya makan malam yang sudah disediakan.
Keesokan
harinya kami berkeliling dari pulau satu ke pulau lainnya.
Comments
Post a Comment